Pelan-pelan Indonesia Mulai Tinggalkan Dolar AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Secara perlahan Indonesia mulai mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sudah ada 4 negara yang sepakat dengan Indonesia menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) perdagangan ekspor dan impor.

Terbaru adalah dengan China. Mitra dagang utama Indonesia tersebut telah menyelesaikan mekanisme teknis dari pelaksanaan LCS.

"Teknis penunjukkan bank sudah selesai, sampai juga mekanisme teknisnya," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Edisi Juli.


Kebutuhan Indonesia akan dolar AS memang sangat tinggi. Seringkali nilai tukar rupiah terombang-ambing apabila impor lagi tinggi ditambah sentimen negatif dari global. Sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi ketergantungan tersebut.

Seperti yang dilakukan dengan China. Dalam 6 bulan tahun ini, ekspor non migas ke China mencapai US$ 21,2 miliar dan impor US$ 25,2 miliar. Artinya bila dimanfaatkan oleh kalangan dunia usaha, pengaruhnya sangat besar.

"LCS ini tidak hanya memfasilitasi pembayaran perdagangan melalui LCS yaitu yuan dan rupiah tapi kita arahkan melakukan implementasi berbagai program pendalaman pasar uang sehingga tidak hanya mata uang untuk transaksi tapi bagaimana dari mekanisme ini mendukung transaksi valuta asing rupiah yuan," terangnya.

Sebelumnya, Indonesia juga telah menyepakati LCS dengan Jepang, Thailand dan Malaysia. Aktivitas perdagangan dengan ketiga negara tersebut juga cukup tinggi. BI akan terus menjalin kesepakatan LCS dengan mitra dagang lainnya. 


[Gambas:Video CNBC]

(mij/mij)

Belum ada Komentar untuk "Pelan-pelan Indonesia Mulai Tinggalkan Dolar AS"

Posting Komentar